Membangun Negeri dari Desa

Membangun Negeri dari Desa

Baru-baru saya lulus dari pesantren, inisiatif mendirikan Tamam baca untuk anak-anak desa sudah ada. Bahkan saya menjalin kesepakatan bersama berapa teman saya yang mampu dalam bidangnya, seperti pelajaran matematika, bahasa Indonesia, Inggris, Bahasa Arab, dan lainnya. Sebagian dari mereka setuju. Kapan saja mereka siap. Meski lokasi yang saya tawarkan itu bukan di desa sendiri, bukan juga bertempat di musholla atau rumah warga. Melainkan pemanfaatan warung kopi di desa sebelah, pikir saya saat itu.

Namun semua itu tidak terealisasi, saat saya diminta untuk memegang amanah di lembaga dan ketepatan adalah tempat saya menimba ilmu dulu.

Sejak tahun 2018, saya menjadi admin media sosial @insap.plakpak baru tahun 2019, saya menemukan akun @rumahzakat_surabaya yang seringkali saya dapati postingan kegiatan yang ada di desa Plakpak. Program kesehatan bagi Lansia, anak usia dini, santunan anak yatim dan Lansia, dsbnya.

Alhamdulillah, pertemuan saya di Cozy Cafe Pamekasan mengawali pertemuan saya dengan Pak Musleh selaku Relawan Rumah Zakat di desa Plakpak. Ternyata Program Rumah Literasi tersebut sudah berjalan sejak sekitar 2017 lalu. Menyesalnya, saya baru tau. Maklum, lokasi Rumah Literasi lumayan jauh dari rumah saya.

Pada tanggal 5 September 2021 kemarin, saya bersama sahabat saya Nurul Hikmah (@nurulhikmah.27 ) mendatangi Rumah Literasi tersebut yang berada di dusun Seccang. Nurul sendiri sudah memiliki pengalaman mementori anak-anak di salah satu taman baca di Pamekasan setiap bulan Ramadan. Sedangkan saya hanya memiliki pengalaman Kelas Menulis Cahaya yang merupakan program kolaborasi @tbm_maos dan @flppamekasan setiap liburan sekolah tiba selama tiga atau dua hari.

Bagi saya, adanya Rumah Literasi di desa Plakpak ini sangatlah menjadi kebutuhan dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Plakpak, apalagi di masa pandemi seperti saat ini, dengan adanya bimbingan secara khusus yang tidak menoton pada satu atau dua materi saja. Selain itu, juga sistem pembelajarannya cukup menyenangkan, dan mudah untuk dicerna oleh anak seusianya.

Belajar Sambil Bermain


Kegiatan Belajar Mengajar seperti ini kami rasa lebih efektif, asyik dan berkesan serta mudah menemukan minat bakat anak.

Salah satu prinsip kami juga, "Belajar tanpa merasa digurui, menghafal tanpa merasa terbebani, bermain tanpa disadari bagian dari edukasi, dan dihukum tanpa menyakiti." karena mereka anak-anak, juga ingin bermain, bercanda, dan apalagi waktu bermain mereka harus direlakan demi belajar tambahan untuk mengasah keterampilan.

Kreatifitas tim mentor yang biasa kami sebut sebagai teman belajar dan bermain bagi mereka, maka harus lebih selektif dan kreatif untuk memberikan edukasi serta pendekatan persuasif kepada anak, apalagi yang tidak mudah diatur.

Setiap kali memulai pelajaran, kami mengajak mereka membiasakan berdoa, membaca surat-surat pendek, mengingat hafalan doa-doa/Juz 30, dsbnya. Setelah itu kami juga memberikan ice breaking untuk meningkatkan semangat belajar mereka.

Pada hari Ahad, 19 September lalu, kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk bermain permainan yang biasa mereka mainkan. Dalam permainan tersebut juga mengandung pelajaran seperti di Puzzel Islami ketika sudah tersusun benar, mereka secara tidak langsung telah dikenalkan pada sejarah islam, juga di Board Games Anak-Anak Indonesia itu mereka menyadari atau tidak. Mereka telah mengingat atau belajar tentang rukun iman, akhlak, dsbnya. Usai bermain, ketika kami menanyakan, mengaku senang dengan permainan tersebut.

Sedangkan hari Ahad, 26 September kemarin, kami juga menyunguhkan kepada mereka pelajaran komputer. Karena mengingat pentingnya anak seusia mereka mempelajari ilmu teknologi. Selaras pula dengan tujuan kami, "Dari Desa Membangun Negeri".


BNGMALANG

Ahad, 12 Desember 2021 kemarin, kami mengajak anak-anak @rumahliterasi.annur bereksplorasi alam ke Bungmalang. Seperti biasa, sebelum berangkat kami membaca doa, membaca asmaul husna, dll. Kali ini ada tambahan, yaitu membuat kesepakatan yang tak boleh dilanggar. Tujuannya, agar anak-anak mudah diatur dan disiplin dengan aturan yang telah disepakati.

Oh iya, Bungmalang ini adalah nama sungai yang berada di Dusun Seccang, Desa Plakpak. Sungai tersebut sejak beberapa tahun lalu, sering dikunjungi oleh masyarakat sekitar bahkah dari luar desa Plakpak itu sendiri. Tujuannya, selain mandi, juga menikmati pemandangan yang dipandang cukup bagus untuk berswafoto.

Jarak dari Rumah Literasi An-Nur ke Bungmalang tidak terlalu jauh, sekitar kurang lebih 1,5 KM. Kami berjalan kaki. Tapi, anak-anak mengaku merasa senang dan gembira. Katanya, kesan yang mereka dapatkan, selain mendapatkan ilmu baru, bersentuhan dengan alam, belajar sambil bermain, bersenda gurau, dsbnya. Tapi ada juga yang mengaku capek. Hehe.

Kegiatan tersebut diakhiri dengan foto bersama.

____
Harapan besar kami, semoga tetap diberikan kesehatan, kesemangatan, dan ilmu yang bermanfaat lagi barokah. Aamiin ya rabbal 'alamiin...

Mohon doa dan dukungannya ya, teman-teman. 😁🙏✨



0 Response to "Membangun Negeri dari Desa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel