Melatih Anak Sejak Usia Dini



"Ajarilah anakmu sesuai dengan zamannya" 
(Ali bin Abi Thalib/Sayidina Ali).

***
Sumber ilustrasi: www.merdeka.com


Era kecanggihan teknologi seperti sekarang, semakin minimnya generasi yang bisa dibina di usia dini. Lihat saja masa sekarang, anak masih mengenyam pendidikan di tingkat terendah dalam struktur pendidikan negara, atau biasa dikenal dengan sebutan Taman Kanak-Kanak (TK)/Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah pandai sekali mengotak-atik keyboard, bahkan aplikasi lainnya yang tersedia di gadget. 

Mirisnya lagi, anak usia dini sudah mulai langka untuk meluangkan waktunya mempelajari mata pelajarannya di rumahnya. Ada pula yang seringkali saya temui, anak lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain game di gadget dari pada pelajaran-pelajaran yang dipelajari di sekolah untuk dibaca kembali meski hanya lima menit saja. 

Mengingat saya yang masih berada di desa kelahiran, di desa Bulay, kecamatan Galis, kabupaten Pamekasan waktu itu saya masih berada di bangku kelas TK nol-kecil hingga kelas dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bulay 1. Pada masa itu, kecanggihan teknologi tidak semarak saat ini, televisi memang sudah ada tapi tidak seperti sekarang. Film yang disukai pun juga ada, waktu itu, film Misteri Ilahi, Mak Lampir, Tuyul dan Mbak Yul, dan masih banyak lagi.

Setiap malam menjelang, kami kompak nonton bareng di rumah tetangga, namanya Pak Muji. Waktu itu, hanya beliau yang memiliki televisi di kampung kami. Meski, kami nonton televisi bareng bersama adek-adek tingkat dan kakak tingkat (masing-masing, rumahnya berdekatan) kami tetap membawa buku. Ketika film yang kami tonton sedang 'Sponsor' maka kami kembali fokus pada mata pelajaran yang kami pelajari bersama waktu itu. Tidak boleh diantara kami yang bersileweran disaat kami harus fokus belajar. Bagi yang melanggar, hukumannya tidak boleh nonton meski film favorite kami kembali tayang. 

Nah, pada masa sekarang, meski mendapatkan suatu hukuman yang serupa, orang tua masa sekarang kalahnya adalah tidak tega. Apalagi si kecil menangis, menangisi gadget yang dirampas sebagai hukuman bagi si anak sebab terlalu melek. Kekalahan itulah si anak akan kembali mengulangnya. Sehingga terjadilah kebiasaan. 

Maka bibitlah sang anak, terus tanamkan hal positif terhadap anak, terutama adalah soal akhlak supaya menjadi generasi umat yang mapan dan dibanggakan. Serta kata 'tidak tega' buanglah, ganti kata 'tega' demi masa depan anak yang akan melanjutkan perjuangannya.  

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang berada dijalan-Nya. Aamiin... 

0 Response to "Melatih Anak Sejak Usia Dini"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel