Pede Aja...

 Pede Aja... 

Selasa, 1 September 2020

Oleh: A. Hendra Purnomo

Hari ini, tanggal pertama bulan september, dan hari perdana Writing Challenge bersama teman-teman Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Pamekasan. 

Jauh-jauh hari, bahkan sebelum famplet disebar, Bu Ketua FLP Pamekasan sudah mewanti-wanti untuk ikutan kegiatan yang diadakan oleh Divisi Karya ini.  

Kalau boleh jujur, sebenarnya males, apalagi istiqomah setiap hari maksimal waktunya sampai jam 20.00. Dipikir-pikir lagi, dan seraya bertanya-tanya pada diri sendiri;

 "Aku di FLP mau ngapain yak, disuruh ini gak mau.  Disuruh baca, gak mau. Giliran suruh nulis cuma 30 hari doang, juga gak mau? Mau mu piye?"

Dipikir-pikir lagi, ternyata pernyataan pikiran visioner itu, ada benarnya juga. Meski sejatinya, pikiran masih belum optimal,  belum mau diajak perang. Meski bukan perang seperti perang badar jaman dulu juga. Hehe... 

Nah, kemarin, tiba-tiba ide demi ide mulai bermunculan. Saya rasa, ide itu muncul tidak se apik sebelum-sebelumnya. Entah kenapa dan mengapa. Saya juga gak tau. Akhirnya rasa semangat diri sudah mulai tumbuh.  Seakan hari ini, yang saya bayangkan kemarin tidak sulit mendapatkan ide untuk dituangkan.  Apalagi cuma ikut Writing Challenge.  Dari tanggal pertama hingga akhir nanti sudah terkonsep rapi, mulai dari tema, judul, isi, klimaks, hingga pada akhirnya meski tulisan itu tidak nyambung-nyambung amat, temanya berbeda. Tapi seakan tulisan selama satu bulan itu akan dirasa oleh pembaca nyambung banget.  

Ya,  amiin-amiin saja, semoga jadi buku meski hanya sebatas antologi Writing Challenge di Media Sosial. Apalagi judulnya apik, covernya apik, dan ketika jual laris manis.  

Nah,  ketika sampai pada hari dimana saya membayangkan itu, ya hari ini. Tepat, usai adzan berkumandang bertanda Subuh hingga sepagi ini, semua ide-ide tidak kunjung bertengger. Saya coba cari informasi terkini, baca tulisan di beberapa blog-blog terpercaya.  Baca halaman Catatan Dahlan Iskan di Facebook fanspage. Ide-ide itu belum juga menghampiri. Hingga akhirnya saya paksa juga. Meski pikiran sedang polong mau nulis apa.  The power of Percaya Diri (Pede) yang saya miliki akhirnya, jadinya seperti ini.  Hehehe.  (Memalukan!)


The Power Of Pede 

Mengikuti Writing Challenge dengan modal rasa pede aja, tak menghiraukan akan pikiran sedang buntu dan tidak tau apa yang mau ditulis. Akhirnya saya teringat sekitar 2 tahun yang lalu. 

Waktu itu, saya menemukan flyer FLP Arab Saudi di Wall Facebook milik Neng/Nyai Taqy Syamsul Arifin -- Beliau merupakan putri pengasuh Pondok Pesantren Banyuanyar, yang saat itu saya tau masih menjabat sebagai Ketua FLP Arab Saudi. Dan sekitar satu dekade silam, beliau juga merupakan pendiri FLP Ranting Banyuanyar Putri dan Putra.  

Flyer di wall beliau tertulis; Ngemil Literasi Bersama FLP Arab Saudi. 

Awal-awal, sebagai pancingan semangat, saya melihat hadiahnya. Hadiahnya cukup menggiurkan, dan dipilih 5 Pemenang Terbaik.  Perorangan mendapatkan reward berupa uang sebesar 300 ribu rupiah. "Lumayan. Beli paketan selama 3 bulan. Hehe" pikir saya waktu itu. 


Pertanyaannya: apakah saya sudah punya dasar ilmu untuk menuangkan segala inspirasi itu? Apakah 4 pragraf yang menjadi syarat utama mampu untuk istiqomah selama satu bulan? Apakah saya tidak sadar diri, bahwa tulisannya masih blepotan? Dengan modal apa saya bisa dengan pedenya mau ikut seperti ituan? 


Jawabannya: 

Pertama, Semangat!

Waktu itu saya hanya punya semangat.  Kalau diinterviewe lebih dalam lagi, malah berbalik fakta. Bahwa saya tipe orang yang pemalas. Karena saya datangkan satu orang, saya berikan flyer tersebut, saya ajak untuk ikut, meski awalnya juga seperti saya, "Aku gak tau. Gak bisa nulis.  Apalagi mau ikut kayak ginian" tulisnya di chat Whatsapp waktu itu. 

"Maka dari tidak tau itulah, kau harus belajar. Adanya ini, sebagai cambuk bagimu untuk semangat" ucapku waktu itu sok jadi motivator bagi dirinya. Pada dasarnya, saya dengannya juga sama-sama males.  Hehe.. 

"Yang penting kau punya satu, Fa" ucapku pada Ulfa.  

Oh ya, nama dia Ulfa Fairy. Orang Sumenep. Juga satu alumni: Banyuanyar.  Bedanya di Pondok, dia berada di Asrama Putri.  Saya di Putra. 

"Apaan tuh?"

"Semangat"

"Semangat?"

"iya semangat. Semangat itu adalah modal utama kita berkehidupan di dunia ini"

"Aku tidak punya itu"

"Karena kau belum mencobanya"

Lama kelamaan, entah sudah berapa jam memberikan motivasi serupa. "Okelah, aku coba" Al-akhir dia mau juga.  

Dari sisi lain, diam-diam saya jadikan dia sebagai saingan. Bahwa saya (anggap dulu Sang Motivator) harus lebih semangat dan istiqomah daripada dirinya. 


Kedua, Pede. 

Di hari pertama, kami ikutan Ngemil Tulisan Bersama FLP Arab Saudi. Sebagai pemula, tentu hal mustahil bisa berjalan mulus. Semuanya penuh lika-liku. Dan banyak sekali kendala ini dan itu.  

Kendala awal adalah ada rasa tidak percaya diri (pede); malu karena menganggap apa yang ditulis tidak berbobot, bahkan dianggap sampah. Tidak bermanfaat. Dan tidak ada kelayakan untuk dibaca orang lain. 

Hal itu, yang dialami oleh kami waktu itu, dan saya mendapat informasi juga dialami berapa kalangan hingga seperti penulis beken Bunda Helvy Tiana Rosa,  Asma Nadia, dllnya. 

Dan keluhan yang serupa, "Aku malu, Hend" itu juga pernah dikeluhkan oleh rekan saya yang bernama Ulfa itu.  

"Udah, yang penting pede aja dulu. Karena pede itu adalah modal utama setelah semangat. Banyak orang pintar tapi tidak pede. Kalau kamu mampu membuat dirimu pede. You're is the best! "

"Hmmmzzz iya, dah... Makasih motivasinya"

"Oke! Semangat!"


Ketiga,  Berpengalaman 

Okelah.  Satu - dua hari, seorang penulis pemula seperti kami, banyak ide yang bertebaran di kepala. Seakan jika ditulis akan menghasilkan karya hingga jadi buku dalam satu kali duduk. Realitanya, ketika berapa hari berjalan. Akhirnya mengalami yang namanya "kebuntuan" alias hilangnya ide untuk melanjutkan sebuah tulisan. Hal itu terjadi, kadang di awal, tengah, dan akhir tulisan. 

Solusinya, sesuai Banyak pengalaman pribadi, kelancaran suatu ide. Baik ketika berdiskusi, menulis, dsbnya. Kunci utamnya adalah berpengalaman.  

Pengalaman terbagi menjadi tiga:

1. Melalui buku (Membaca) 

2. Perjalanan keseharian

3. Diskusi


Empat, Lalu Menulislah!


"Sesimple itu kah?"

"Lah, iya. Udah itu aja"


***

Pada waktu itu, meski tidak sesukses apa yang kami bayangkan: Sukses mendapatkan hadiah.  

Cukup alhamdulillah, dengan partisipasinya saja kami sangat bersyukur. Selain itu pula, kami merasa mendapatkan banyak sekali hikmah serta pengalaman lucu, sedih, dsbnya. Dan meski harus ada sedikit rasa tidak percaya saat pengumuman pemenang, dan nama kami: Tidak Muncul. Alhamdulillah, Ulfa apalagi saya tidak kecewa.  Malah bangga. Waktu itu kami ketawa bersama.  Lucu!  

"Yang Penting Ikut! Hahaha" Kami pun ketawa virtual waktu itu...


#ahp #30dayswritingchallenge #flppamekasan

0 Response to "Pede Aja... "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel