Perokok Cilik yang Pensiun

 Sewaktu kecil, mulai dari kelas 4, saya menjadi penikmat rokok. Mulai dari rokok legal hingga rokok durno (ilegal). Dari harga eceran Rp. 500.00 hingga rokok  paling mahal waktu itu.

Iliustrasi: google.com

Awalnya, saya hanya ikut-ikutan teman sebaya hingga kakak kelas. Pada akhirnya, saya mendapatkan kata "Haram! kalau kamu merokok lagi" dari nenek karena seringnya saya kepergok merokok diam-diam di semak-semak, di rumah (ketika lagi sepi), di pohon nagka (belakang rumah sepupu), dan tempat sepi lainnya. 

Saya sempet ketar-ketir, kata "haram" mengingat dari ceramah ustad yang setiap kali disampaikan di Madrasah, haram merupakan sebuah perbuatan yang tak terpuji, dan tentu akan mendapatkan siksa yang luarbiasa dari Allah Swt. Lucunya itu, secengil-cengilnya saya waktu itu, masih takut mendengar kata "haram". 

Akhirnya, satu dua hari saya berhenti. Tetapi hari ketiganya saya mengulangi lagi. Ya, hanya karena digoda oleh salah satu teman yang mengatakan, "Udahlah ngerokok Lagi! Itukan Nenekmu yang mengharamkan, andai itu emmakmu bolehlah kamu berhenti takut kayak Malinkundang. Haha". Akhirnya, tanpa berpikir panjang saya merokok lagi hingga lulus SD. 

Alhamdulillah, sejak saya di masukkan ke Penjara Suci alias Pondok Pesantren yang memang santrinya dilarang merokok. Sejak itulah, saya pun merasa dirahabilitas. Dijauhkan dari rokok, dari pecandu rokok, dsb. Karena di pesantren, sekali merokok akan dikenakan sanksi dicukur gundul, berdiri di depan kantor sambil membaca satu - tiga surah yang panjang-panjang, minimal durasi waktu 2 - 4 jam berdirinya dengan dikalungi tulisan "MEROKOK" yang akan ditonton oleh ribuan santri dan masyarakat, dan yang pasti akan mendapatkan bullying (kacoan) dari teman sekamar atau sekelas. 

Berkat ketatnya, dan sanksi yang memalukan itu, meski pulangan pesantren hingga lulus pun saya tidak merokok lagi. Dan sering saya katakan kepada teman-teman yang menawarkan dan bahkan memaksa merokok hingga kini, "Saya Perokok Cilik yang Pensiun." 

Sudah selesai, mereka tidak menawarkan lagi. 

___

Gambar hanya sebagai pemanis.


#ahp #30haripenuhinspirasi #kisahinspiratiframadanbersamaflpjatim #flpjatimbercerita

0 Response to "Perokok Cilik yang Pensiun"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel