Titik Komitmen

Jum'at, 4 September 2020

Oleh: A. Hendra Purnomo


Sekarang, saya ingin menepati janji yang kemarin malam. Melanjutkan pembahasan soal modal menulis kita bisa jadi kaya.  Kaya tidak hanya berbicara soal finansial.  Melainkan masih banyak hal yang akan kita dapatkan.  Makna kaya yang sesungguhnya adalah memiliki sesuatu yang sifatnya jamak (banyak). Seperti halnya, harta.  Banyak harta/uang.dikatakan kaya. Apa selain harta bisa disebut kaya? Tentu saja, berikut perincian kaya di dunia literasi (baca-tulis) Diantaranya:


1. Kaya Wawasan

Menulis kita dituntut untuk kaya wawasan.  Hal ini, bisa kita dapatkan dengan membaca buku, artikel, koran, majalah, dll. Supaya diri kita ada pembendaharaan kosa kata. 


2. Kaya Mental

Apa pun profesi kita, jabatan kita,  dsbnya. Kita tetap harus kaya mental.  Mental dalam kehidupan merupakan yang harus diprioritaskan. Jika kita tak memiliki mental. Ketakutan, keragu-raguan yang selalu kita dapatkan.  Nah,  apalagi kita tidak mau bertindak untuk meningkatkan mental kita.  Satu-satunya adalah mencoba untuk memberanikan diri dan kuat segala cobaan, cacian, dll.  

Hal ini, di dunia kepenulisan adalah hal yang wajib.  Mental harus diprioritaskan.  


3. Kaya Pengalaman

Pengalaman kita bisa dapatkan dalam perjalanan hidup, Travelling, dan sebagainya. 

Biasanya penulis pemula, mudah menuangkan imajinasinya dan bisa menjiwai jika sudah atau sedang dialami seorang penulis. 


4. Kaya Latihan

Sebagai penulis pemula hingga jadi penulis beken.  Tentunya, namanya latihan itu hal yang wajib.  

Karena dengan latihan, bisa meningkatkan kualitas tulisan kita.  Usahakan setiap harinya ada perubahan dari sebelumnya. 


5. Kaya Komitmen

Menulis itu untuk menjadi kebiasaan harus ada komitmen.  Hal ini, juga disinggung oleh Mbak Titik,  Katua Divisi Karya FLP Cabang Pamekasan yang ditandai ke akun instagram saya. Pesan yang dapat saya tangkap adalah "komitmen" diutamakan supaya jadi kebiasaan.  

Jika dipikir-pikir, ternyata benar juga. Komitmen itu urgen sekali.  Bukan hanya di dunia kepenulisan. Tapi juga dikehidupan sehari-hari. 


6. Kaya Publish

Seorang penulis juga diajarkan untuk nekad. Nekad untuk mempublikasikan karyanya kepada orang di sekitar atau kepada halayak umum.  

Kenapa? 

Supaya kita mengetahui perkembangan tulisan kita. Biasanya, kalo saya, memasang prasangka, kalau karya saya diterima oleh media berarti karya saya agak lumayan.  Itu jika yang memuat karya saya masih regional.  Jika nasional, sudah mendingan.  Meski pada kenyataannya, siapa tau karena kasihan.  Wkwkwkkwk... 

Nah, kalau tulisan kita sudah ada pada pembaca maka penulis itu mati atau dalam artian karya kita mau dikritik abis oleh pembaca atau dibedah bolak-balik bahkan sungsang.  Terserah pembaca.  Tapi makna sebenarnya itu ada pada penulis.  Hal ini, pernah dikatakan oleh salah satu sastrawan,  saya lupa namanya, yang mengatakan "Penulis mati, jika karyanya sudah ada ditangan pembaca". 

Itu resiko penulis.  Dengan kritik peda, pujian manis, dllnya. Itu akan kembali pada diri kita sendiri hasilnya.  Maka jangan pernah takut menulis.  Menulislah dari sekarang.  


Ingat,  kata Mbak Titik, "Komitmen!" hehehe.. 

Selamat berjuang! 

#ahp #30dasywritingchallange #flppamekasan

0 Response to "Titik Komitmen"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel