Perjuangan...



"Ya, aku baru bisa menyimpulkan.  Bahwa perjuangan itu tidak mudah.  Tanpa ada campur tangan orang lain dan Tuhan, itu sulit terjadi, atau bahkan tak akan pernah terjadi."
(A. Hendra Purnomo) 

Pagi! 
Sekitar pukul 4.15 WIB dini hari, kami sudah nyampek di Masjid Agung Malang.  Tepatnya di Alun-Alun Kota Malang.  Shalat subuh.  Usai itu dilanjutkan dengan foto-foto. Awalnya foto-foto sendiri-sendiri, sambil nununggu matahari terbit. Kata sebagian dari kami, kalau tak ada sinar mentari keindahannya berkurang untuk foto bersama.  Ya, meski dalam hati aku berkata, "Hmmmzz salah persepsi nih anak,  ada aku wes cukup, pasti indah kok." tapi tidak aku ungkapkan, takut dibully.  Hehe...

Kurang lebih setengah jam sudah kami menunggu sinar mentari, tempat target kami tidak ada secercah sinar mentari yang menerangi.  Al-akhir, kami pun mengambil keputusan untuk foto aja.  Target yang akan dikunjungi itu masih banyak, tinggal sekitar 4 atau 5 wisata lagi yang ada di Malang dan Kota Batu. Sedangkan kami hanya punya satu hari untuk menyelesaikan kunjungan kesekian banyak wisata tersebut.

Foto sana-sini, mondar-mandir usai foto bareng di depan nama Alun-Alun Kota Malang. Usai itu bukan langsung pindah tempat, masih foto kesana-kemari, ada yang sendiri-sendiri,  berdua, bertiga fotografernya berestafet atau secara bergantian.

***

Pagi, Masih di Alun-Alun Kota Malang. 

Usai foto bareng, kami seperti berpencar.  Ada yang pakek kamera HP sendiri, ada yang pakek Kamera XLR Cannon, dan aku narik satu orang, dan diajak untuk ngefotoin.  Aku memang dari dulu tertarik foto ama merpati. Sejak aku masih ada di pondok, dan ketepatan itu adalah hari pertama saat Kak Hafiz Al-Asad (Mantan Ketua FLP Ranting Banyuanyar Pertama) memperlihatkan kepada kami (anggota FLP) saat dia berfoto dengan puluhan merpati di Amerika Serikat, kuliahnya memang disana di Boston University.  Nah, waktu itulah aku mulai bercita-cita bisa berfoto ama merpati yang amat luluh, langka sekali kalau di Madura sendiri.  Kalau disamperin biasanya langsung terbang.

Nyampek di Malang, di Alun-Alun Kota, aku melihat hal yang sama, burung dara itu tidak terbang, seakan ia bisa beradaptasi dengan manusia.  Dengan pedenya aku nyamperin,  ngajak satu teman dijadiin photografer. Meski aku sadar, kalau aku tidak bawa jagung atau sejenisnya, ya seperti kebanyakan orang untuk memancing burung itu bisa mendarat di hadapannya.

Awalnya sih, aku samperin satu persatu pada minggat. Aku coba lagi,  lagi-lagi hal yang sama aku dapati.  Bukan berarti aku harus putus asa.  Mengambil tekad untuk mencoba lagi.  Dan entah itu sudah keberapa kalinya aku mencoba, al-akhir bisa juga.  Berkat pertolongan orang yang memberikan makanan sejenis jagung. Sampek-sampek aku salting (salah tingkah) juga yang mau bergaya.  Lagian,  aku kan pemalu. Hehe..

Ya, aku baru bisa menyimpulkan.  Bahwa perjuangan itu tidak mudah.  Tanpa ada campur tangan orang lain dan Tuhan, itu sulit terjadi, atau bahkan tak akan pernah terjadi.  Bahwa usaha, doa, itu benar-benar disetarakan.  Apalagi soal sosial,  karena manusia itu adalah makhluk sosial.  Pertolongan orang lain itu memudahkan urusan kita untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Dan takdir akan menjadi penentunya.

_______
Januari 2020
With Classmates Informasi Teknologi "C" at Madura Islamic University.

1 Response to "Perjuangan... "

  1. Perjuangan. Can. Bileh lan-jalannah pole? Noro'ah. Wkwkwkkww

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel