Semangat HTR

Bunda Helvy Tiana Rosa sekaligus ia menjadi produser dari film yang diangkat dari noveletnya yang berjudul: Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP). 

Pose: Pengurus FLP Ranting Banyuanyar Bersama Bunda Helvy usai acara Roadshow di Aula Lt. II Hamidiyah Banyuanyar (26/6/16)
foto: doc. flpr.banyuanayar

__________________________________________________


Saya mengenal Bunda Helvy Tiana Rosa atau kerap disingkat HTR, berkat FLP. FLP atau Forum Lingkar Pena selain pertama kali memperkenalkan kepada saya soal literasi, juga memperkenalkan siapa pendirinya. Ternyata, THR, Bunda Asma Nadia (saudara kandungnya),  dan Mutmainnah (temannya) merupakan pemakarsa berdirinya FLP tersebut. Akhirnya, saya mulai nge-fan's, salut,   seorang wanita yang mampu terjun di ranah literasi dan mampu menjadi inisiator organisasi kepenulisan terbesar di dunia hingga sekarang diakui sebagai 500 Tokoh Muslim Berpengaruh selama lima tahun berturut-turut.  

Lambat laun, saya muflai membaca karya-karyanya, meski tidak sesering saya membaca karya adiknya (Bunda Asma). Karya beliau yang sangat familiar dan paling menginspirasi daripada karya-karya lainnya, menurut saya,  adalah KMGP itu sendiri. Membuat saya tertarik. Pun novelet tersebut sudah dicetak ulang sebanyak 39 kali oleh 3 penerbit, diantaranya Penerbit AsmaNadia Publishing House sendiri--milik adiknya.  

Tepat pada tahun 2015 bulan Juli, HTR berkunjung ke beberapa pesantren yang berada di Madura, seperti Pondok Pesantren Annuqayyah Sumenep, Pondok Pesantren Banyuanyar Pamekasan, dll. 

Sebelum berkunjung ke Pondok Pesantren Banyuanyar Putra dan Putri, ia mengisi "Roadshow and Crowdfunding Film KMGP" diselenggarakan di Pondopo Ronggosukowati Pamekasan (28/6/15) yang ditemani oleh Bapak H. Boim Lebon (Penulis Novel "Lupus" dan Produser OB RCTI) dan Izzatun Niswah Ajrina (Artis KMGP) . Acara tersebut dihadiri oleh Bapak Halili Yasin (DPRD Pamekasan), dan Alwi Beiq (Sek-Kab Pamekasan). 

HTR rela meluangkan waktunya hanya demi meriliskan film KMGPnya tersebut yang diproduserri dan memakai dana mandiri dengan bergalangdana ke seluruh Nusantara hingga ke polosok desa. Meski sebelumnya, banyak sekali produser dan sutradara yang meminta dan menyatakan kesiapannya untuk bekerjasama bahkan menanggung keseluruhan. Mungkin karena kekhawatirannya, takut ada perubahan dari alur dan pesan moral tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Sehingga memilih untuk mandiri. Meski harus kehilangan selendang yang biasa ia bawa kemana-mana selama bertahun-tahun harus dikorbankan dalam lelang di Ronggosukowati.  Tak dinyana, pemenangnya adalah sahabatnya sendiri, Taqy Muhammad Syamsul Arifin atau kerap disapa Nyai/Neng Taqy (Putri Pengasuh PP. Banyuanyar, founder FLP Arab Saudi, dan FLP Ranting Banyuanyar) seharga 1.000.000.  

Pemenang: Lelang selendang Helvy Tiana Rosa di Pendopo Ronggosukowati Pamekasan Madura (22/7/16). 
foto: doc.sahabatmasgagah.


Dua perempuan hebat tersebut berjuang bersama, baik di ranah organisasi FLP, dan hingga keperencanaan gotong royong galang dana bersama Sahabat Mas Gagah lainnya, untuk memenangkan gagasan hingga terwujudnya dan sukses KMGP The Movie dirilis.  

Pas malam harinya, ba'da isya', para santri menyambut kedatangan HTR ke Pondok Pesantren Banyuanyar Asrama Putra usai mengisi dari Asrama Putri.  Tepat di lantai II Gedung Al-Hamidiyah Banyuanyar puluhan santri dari masing-masing organisasi ekstrakurikuler pesantren, seperti FLP (sebagai tuan rumah),  Teater Kertas, Teater Topan, Majalah Al-Ikhwan, Radio Istiqomah, dan berapa organisasi lainnya yang berkenaan dengan bidangnya: literasi. Diundang juga. 

Pada siang harinya, Aula tersebut diisi oleh Bapak H. Boim Lebon dengan mengajarkan Tips And Trick Menulis Cerita Komedi. Dan waktu itu pulalah kali pertama, saya mengenal beliau. Dan waktu itu pula kami tertawa ngakak hingga sakit perut. Ya, beliau orangnya  humoris sebagaimana dalam karya-karya beliau yang berjudul Lupus, Awas Ada Mak Yat!,  dsbnya. 

HTR waktu itu, mengakui bahwa ia ditemani oleh Bapak H. Boim, Izza -- hanya saja Bak Izza tidak ikut ke Aula Asrama Putra,  terkendala perizinan dari pihak pesantren. Mungkin karena Akhwat sehingga dicukupkan di Asrama Putri saja.  

Kesemangatan HTR bukan hanya ingin meriliskan dan menyampaikan pesan moral pada masyarakat, melainkan juga karena faktor ia meniatkan separuh dari hasil galangdana KMGP tersebut juga ingin didonasikan kepada umat muslim Palestina yang sedang dibombadir selama bertahun-tahun itu oleh Ziones Israel. 

semangat membela Negara Palestina, jauh sebelum adanya inisiatif pembuatan film, dan juga mendirikan FLP.  Ia memang suka berdonasi dan membela Palestina sejak dahulu, bahkan masih usia remaja. Jadi tidak heran bila karya-karyanya banyak yang berkenaan dengan pembelaan pada umat muslim Palestina. 

0 Response to "Semangat HTR"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel